Tampilkan postingan dengan label Alat ukur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Alat ukur. Tampilkan semua postingan

Selasa, 27 Desember 2011

Alat Ukur Kuat Medan FET

"BELAJAR ELEKTRONIKA - ASYIK" - Alat Ukur Kuat Medan FET
adalah Sebuah alat ukur kuat medan di perlukan untuk memeriksa daya keluaran serta antena pemancar. Dengan rangkaian ini dimungkinkan mengukur energi yang di pancarkan oleh antena. Ini tidak saja bermanfaat untuk ham atau amatir radio, tetapi juga pecandu CB dan model-model kendali radio.

Untuk bermacam-macam alasan, alat ukur jenis ini haruslah sangat peka. Pertama sekali, pasti terdapat suatu jarak dari sebanyak panjang gelombang yang mungkin antara piranti pengukur dan pemancarnya. Yang ke dua, orang lain tidak akan terganggu di udara bila Anda mengkalibrasi antena dengan isyarat pembawa yang kuat. Suatu isyarat yang lemah saja sudah cukup bila digunakan alat ukur kuat medan yang peka. Ketiga, banyak pemancar hanya mempunyai daya keluaran lemah (misalnya 500 mW).

Ini adalah tiga alasan utama mengapa alat ukur kuat medan kita ini dilengkapi tingkat penguat RF yang terdiri dari MOSFET gerbang ganda T1. Faktor penguatannya diatur oleh P1. Sakelar S2memungkinkan untuk memilih salah satu dari tiga jangkah:
480 kHz…2,4 MHz (L1):
24 kHz…12 MHz (L2): dan
12 kHz…40 MHz (L3).
Kawat tembaga dengan panjang 30 cm akan cukup memadai bertindak sebagai antena.
Seperti pada semua rangkaian RF di sini juga di butuhkan perhatian selama Pembuatannya!

Minggu, 18 Desember 2011

Memperbaiki Accu Aki yang Soak

"BELAJAR ELEKTRONIKA- ASYIK" - Accu (aki) mobil ataupun motor yang paling banyak digunakan adalah jenis accu basah. Accu basah yang dimaksud adalah Lead Acid Battery. Paling tidak sebulan sekali kita perlu melihat ketinggian air accu yang bisa dilihat dari body samping accu tersebut. Jangan sampai berada di bawah Level Minimumnya karena akan merusak sel accu itu sendiri. Umur pakai accu jenis ini berkisar sekitar 1.5-2.5 tahun tergantung kondisi mobil/motor yang menggunakannya.
Suatu accu mulai rusak ketika tidak bisa menyimpan arus listrik dengan baik atau tegangan (voltase) nya turun dari yang seharusnya. Biasanya ditandai dengan bunyi klakson tidak selantang biasanya, lampu tidak seterang biasanya, waktu starter mesin jadi lebih panjang.. bahkan lebih parah adalah tidak bisa starter mesin. Bahasa paling umum adalah “Aki Soak”.
Baik tidaknya kondisi accu bisa diukur dengan alat tes accu khusus, seperti simulasi pembebanan pada accu kemudian terukur seberapa kuat accu tersebut.



Alat tes yang lebih bagus lagi yang banyak digunakan oleh toko penjual accu seperti ini
Selain di tes dengan pembebanan arus, baik tidak accu juga dipengaruhi oleh kualitas air accu itu sendiri yang bisa diukur dengan Battery Hydrometer. Alat ini wajib bagi toko atau tukang service accu. Jika kita ingin mempunyai alat ini bisa saja.. ga ada ruginya.. karena bisa mengontrol kondisi ‘kesehatan’ air accu. Harganya berkisar mulai dari 25ribu rupiah. (tidak mahal, khan?)

Cara penggunaannya sangat sederhana, yaitu dengan menyedot air accu, kemudian melihat bandul penunjuknya memperlihatkan kondisi apa.
Jika permukaan air accu berada pada bidang Hijau, berarti kondisi air accu sangat baik.
Jika permukaan air accu berada pada bidang Putih, berarti kondisi air accu juga masih baik.
Jika permukaan air accu berada pada bidang Merah, berarti kondisi air accu butuh di recharge, atau sekaligus bisa juga menunjukkan ada masalah charging pada alternator (alternator bermasalah/rusak).


Perpanjang Masa Pakai Accu…

Seiring dengan masa/usia pakai accu basah pada kendaraan, lembar cell accu akan terlapis oleh deposit Sulfat. Semakin tebal deposit sulfat ini membuat accu semakin rendah performanya. Hingga saking tebalnya deposit tadi.. akhirnya membuat accu benar-benar mati / soak, tidak bisa diisi (recharge) lagi. Umumnya .. solusinya adalah harus mengganti dengan accu baru.
Kita bisa membuat langkah alternatif untuk memperpanjang masa pakai accu basah pada mobil atau motor kita.
Banyak informasi yang di dapat di Internet tentang bubuk EDTA ( ethylenediamine tetraacetic ) . Bubuk EDTA sendiri umumnya sering digunakan untuk pengawet makanan. Namun karena penggunaannya ternyata juga bermanfaat untuk merontokkan deposit sulfat pada cell accu, dibuat EDTA yang lebih khusus dengan kode Na4-EDTA (Tetrasodium EDTA) . Pada beberapa toko kimia menyebutnya sebagai “EDTA Teknis“. Saya mendapatkannya dengan harga 33ribu/kg.

Menurut pengalaman teman-teman dan referensi di Internet, khasiat Na4-EDTA (Tetrasodium EDTA) ini bisa membuat accu menjadi segar kembali, dan jika rutin menggunakan Na4-EDTA setiap bulannya, dapat membuat masa pakai accu bisa mencapai 2-3 kali lebih lama.. atau sekitar hingga 4-5 tahun!Tentunya ini adalah solusi murah, hemat dan tepat guna.

Mari ber-EDTA…

Kita persiapkan terlebih dahulu adalah:
1. Na4-EDTA (Tetrasodium EDTA) atau (EDTA Teknis)
2. Air Destilasi (Air Aquadest), saya menggunakan air accu botol BIRU. (bukan air accu zuur!)
3. Sendok Teh
4. Gelas
5. Battery Hydrometer
6. Lap untuk bersih-bersih.

Sebelum membuat ‘vitamin’, lihat dulu kira-kira seberapa banyak diperlukan untuk menambahkannya pada accu, sehingga tidak mubazir jika berlebih.
Pastikan komposisinya terjaga:
Untuk ritual perawatan rutin accu, Siapkan 2-3 sendok teh Na4-EDTA untuk 1 liter air Aquadest
Untuk accu yang sudah soak, siapkan 4-6 sendok teh Na-EDTA untuk 1 liter air Aquadest

Na4-EDTA harus diaduk larut dengan air accu, untuk itu agar mudah, pengadukan dilakukan di luar accu.
Setelah semua siap, mari kita mendekati accu yang akan kita kasih ‘vitamin’ ini.
Setiap lubang / cell, kita lihat kondisinya dengan Hydrometer, saya menemukan ukuran yang berbeda-beda untuk tiap cell.
Cell yang terlihat lebih dekat ke ‘merah’ memerlukan ‘vitamin’ lebih banyak ketimbang Cell yang sehat (hijau).
Tapi tiap Cell tetap perlu dituangkan ‘vitamin’ setiap bulannya agar deposit sulfat bisa dirontokkan, sehingga performa accu tetap prima.

Tentunya juga.. jika air accu kurang dari level yang dianjurkan, segera tambahkan juga dengan air accu berbotol BIRU.
Wah ternyata rekan saya ada yang accu motornya soak.
Ketika diukur, ternyata menunjukkan voltase dibawah 1 volt!

Nah segeralah accu basah motor ini di-EDTA kan..


Untuk accu yang soak, setelah ditambahkan ‘vitamin’ tersebut, memerlukan ReCharging (di charge ulang). Dan untuk perawatan bulanan, kendaraan digunakan seperti biasa saja.
Motor yang accu nya soak sedang di ReCharging… perlahan-lahan nilai voltase accu berangsur naik.
\

CATATAN:
Tips ini hanya untuk accu berjenis Accu Basah, dengan ciri-ciri ada baut untuk mengisi air accu pada tiap Cell nya. 6 baut Cell untuk accu 12volt, dan 3 baut Cell untuk accu 6volt.
Accu jenis MF (Maintenance Free) tidak dapat memanfaatkan tips ini, karena konstruksi MF tidak memungkinkan kita menambahkan air accu kecuali dengan cara khusus (misalnya dengan cara disuntik, dsb).
Accu jenis Gell atau Spiral Gel juga tidak dapat memanfaatkan tips ini.
Tidak semua accu basah yang soak bisa di’hidup’kan kembali karena beberapa sebab, antara lain korslet (short circuit) di dalam Cell, Cell sudah rusak parah, dsb.
Semoga bermanfaat, Salam hemat!

sumber :www.saft7.com.












Rabu, 30 November 2011

Mengukur Tegangan AC, DC, dan jalur PCB

Mengukur Tegangan AC

1. Pastikan yang diukur adalah tegangan AC
2. Putar batas ukur ke arah ACV dengan batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang diukur. Misalnya tegangan yang di ukur 200 VAC maka batas ukurnya adalah 250 VAC.
3. Hubungkan probe ke masing-masing kutub sumber tegangan (bolak balik sama)
4. Lihat penunjukan jarum pada papan skala

Mengukur Tegangan DC
1. Pastikan yang diukur adalah tegangan DC
2. Putar batas ukur ke arah DCV dengan batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang diukur. Misalnya tegangan yang di ukur 200 VDC maka batas ukurnya adalah 250 VDC.
3. Hubungkan probe ke masing-masing kutub sumber tegangan yaitu probe merah ke kutub positif dan probe hitam ke kutub negatif.
4. Lihat penunjukan jarum pada papan skala.
Mengetes Putus Tidaknya Sebuah Penghantar / Jalur Pcb
1. Putar batas ukur pada Ohm meter X1 / X10
2. Hubungkan probe ke masing-masing ujung jalur / penghantar yang akan dites.
3. Kalau jarum bergerak menunjuk nol, berarti kabel / jalur OK, dan sebaliknya.


Semoga bermanfaat


Selasa, 29 November 2011

Cara Membuat ESR Meter

Skema ESR Meter ini adalah yang paling murah dan mudah untuk di buat dengan hasil yang cukup memuaskan.

ESR Meter ini sebenarnya prinsip kerjanya tidah jauh berbeda dengan ohm-meter. Bedanya kalau ohm-meter menggunakan arus DC, maka ESR-meter menggunakan arus AC dengan frekuensi 150Khz. 







Skema ESR silahkan klik gambar dibawah ini untuk memperbesar.


Bagian-bagian penyusun ESR meter yang akan kita buat :


  1. Osilator pembangkit frekuensi sekitar 150Khz menggunakan sebuah sirkit Schmit triger
  2. Bufer atau penguat arus yang terdiri dar beberapa sirkuit Schmit triger yang diparalel.
  3. Transistor penguat frekwensi 150Khz
  4. Sirkuit diode bridge sebagai penyearah frekuensi 150Khz
  5. Analog meter

Yang perlu anda perhatikan dalam proses pembuatan ESR Meter :

  • Elco yang akan dicek dihubungkan dengan TP1/TP2
  • VU-meter dihubungkan dengan TP3/TP4
  • Sirkit hanya membutuhkan IC 74HC14N yang berisi 6 buah Schmit triger dan mudah diperoleh dipasaran. Berdasarkan pengalaman transistor dapat menggunakan 2SCC945 atau sejenisnya. Dan untuk meter dapat menggunakan VU meter.
  • Sirkit ESR-meter ini dapat bekerja pada tegangan DC 2 hingga 6V. Tetapi jika tegangan terlalu rendah akan menyebabkan meter sulit menyimpang hingga penuh (seperti ohm-meter). Lebih baik gunakan suply 5V yang diperoleh dari sebuah regulator 7805 yang dapat diperoleh dari batery 9v atau dari AC adaptor.
  • Untuk VR kalibrasi sebaiknya dipasang pada front panel seperti ohm-meter sehingga sewaktu-waktu dapat dikalibrasi ke nol.
  • Dari sirkit diatas dapat ditambah sendiri switch on-off dan led indikator dengan tujuan kalau menggunakan batery tidak cepat habis.
  • Elco yang dicek dapat dipasang bolak-balik. Diode D5 dan D6 digunakan sebagai sirkit discharge untuk pengaman jika elco yang dicek masih ada muatan.
  • Kalau mau murah dan cepat gunakan pcb yang ada banyak lubang-lubangnya itu. Tetapi kalau mau rapi dapat membuat print sendiri – artinya harus tambah biaya dan waktu.
  • Untuk box – dapat digunakan box hitam yang banyak dijual ditoko. Ukuran sesuaikan dengan VU-meter dan besarnya pcb.

Testing dan Kalibrasi ESR Meter.

Jika TP1/TP2 dishort maka meter harus dapat dikalibrasi agar menyimpang penuh dengan cara adjust VR
Jika hasilnya meter tidak dapat menyimpang penuh maka kecilkan nilai R12 (R-emitor)
Untuk cek elko dengan nilai diatas 10uF biasanya jarum akan menyimpang penuh (seperti Ohm-meter)
Untuk cek elko dengan nilai kecil kurang dari 10uF biasanya jarum tidak dapat mencapai nol (nol kurang sedikit). Karena itu carilah contoh-contoh elko yang masih bagus sebagai referensi besarnya penyimpangan jarum meter.

Bagaimana untuk menentukan nilai skalanya , untuk mengukur nilai ESR tiap-tiap elco ?
Cari elco-elco dengan kualitas bagus. Bisa diperoleh dari elco bekas dari eks pcb mesin merk Jepang, misalnya dengan nilai 1uF, 5uF, 10uF, 47uF. Ukur masing-masing dengan ESR-meter. Hasil pengukuran dapat dipakai sebagai skala untuk referensi elco yang bagus. Kalau elco yang dicek penyimpangannya kurang dari skala referensi berarti ESR elko bersangkutan telah berubah menjadi besar.

Untuk ESR Meter yang kita buat ini, sebagai referensi nol bukan penyimpangan penuh. Tetapi angka nol hitam pada VU-meter. Dengan cara ini elco yang bagus dgn nilai 10uF keatas biasanya hampir mendekati angka nol (hitam). Untuk elco nilai kecil yang bagus penyimpangan biasanya antara angka nol dan angka satu.

Bagaimana jika jarum meter tidak dapat menyimpang hingga full (seperti nol pada ohm-meter) ?

Coba kecilkan nilai resistor pada transistor menjadi 82 ohm.

Coba shortkan dulu TP1 dgn TP2. Kemudian sentuh-sentuh dgn probe avo-meter pada input-bufer. Apakah meter dapat bergerak-gerak? Jika meter dapat gerak kemungkinan osilator belum kerja. Kalau meter tidak gerak sama sekali berarti sirkit antara bufer hingga meter ada yang problem. 

Sabar dan cek lebih teliti, mungkin ada salah sambung atau nilai part yang salah pasang. 


Seri IC nya sulit didapatkan ! Apa Penggantinya ?
Berdasarkan informasi yang kami dapatkan dari http://www.datasheet4u/ persamaan (cross-reference) 74HC14N adalah SN74HC14N dan MM74HC14N


IC seri  HD74LS14P juga dapat digunakan dan sudah sering berhasil menggunakan IC seri tersebut.

Selamat mencoba !

sumber : marsonotv.blogspot.com

Pentingnya ESR Meter dan Nilai ESR Elco Bagi Tehnisi

ESR meter adalah semacam ohm-meter yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya “resistansi” dari elco. Perbedaannya ohm-meter menggunakan arus DC (arus searah) untuk menggerakkan meter, sedangkan ESR meter menggunakan AC (arus bolak-balik) frekwensi 150Khz. Sebagaimana posting sebelumnya, idealnya sebuah elco itu nilai ESR-nya adalah nol. Akan tetapi dalam prakteknya tidak mungkin. Hanya elco dengan kualitas bagus yang nilainya 10uF keatas yang memiliki nilai ESR mendekati nol.



Mengapa nilai ESR elco bisa berubah menjadi lebih besar ?

  • Nilai ESR elco bisa berubah dikarenakan faktor kualitas sambungan komponen di dalam elco yang kurang baik. Hal ini dapat dijumpai pada elco baru maupun elco lama.
  • Nilai ESR elco bisa berubah dikarenakan cairan elektrolit dalam elco yang kering karena menguap atau bocor. Hal ini dapat dijumpai pada elco lama.


Elco memiliki prinsip kerja dapat “diisi dan dibuang” muatan listriknya secara berulang. Dengan demikian ESR elco akan dilalui arus pengisian-pembuangan ini secara berulang-ulang sesuai dengan frekuensi kerja sirkuit. ESR identik dengan resistor. Resistor jika dilewati arus akan menimbulkan panas sesuai dengan besarnya kuat arus yang melewatinya dan sesuai besarnya nilai resistansinya. Begitu pula ESR elco, makin besar nilai ESR, makin besar panas yang timbul didalam elco, dan makin tinggi frekuensi elco makin besar pula panas yang ditimbulkan. Panas ini lama-kelamaan dapat menyebabkan cairan elektrolit dalam elco menguap menjadi gas dan merembes keluar. Hal ini mengakibatkan penurunan kinerja elco. Pada kasus-kasus tertentu, panas yang berlebihan dapat membuat elco meledak.


Pada sirkuit yang bekerja di frekuensi tinggi, elco seharusnya mempunyai resistansi nol terhadap sinyal frekuensi tinggi. Jika nilai ESR elco berubah menjadi besar maka resistansi elco tidak lagi nol, dan jika nilainya resistansi elco berubah cukup besar maka dapat membuat cara kerja sirkuit menjadi kacau.

Berdasarkan pengalaman guru kami, Pak Guru Marsono TV, penggunaan ESR Meter dapat mempersingkat lama pengerjaan service. Satu contoh pengalaman dari Pak Guru Marsono, yaitu menggunakan ESR meter untuk mereparasi televisi model lama, pertama kali yang dilakukan adalah :

  • Memeriksa semua elko dengan ESR-meter pada bagian SMPS (power suply), Horisontal dan Vertikal dan langsung mengganti jika ada elco yang nilai ESR-nya bermasalah.
  • Memeriksa secara visual (dengan kaca pembesar kalau perlu) solderan-solderan pada bagian SMPS (power suply), Horisontal output, Vertikal Output, dan pcb CRT soket dan melakukan solder ulang jika ada solderan yang retak

Kedua hal tersebut ternyata dapat menghilangkan kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul dan sulit dilacak, sehingga penggunaan ESR meter dapat mempersingkat waktu service baik itu TV, Monitor, ataupun perangkat elektronik lainnya.

Cara Melacak Elco Rusak Dengan ESR Meter

Semua teknisi pasti mempunyai pengalaman yang sama bahwa perangkat elektronik yang sudah berumur pada umumnya sering dijumpai ada beberapa elco yang kering atau turun nilainya, terutama banyak diketemukan pada pesawat merk-merk china. Elco yang kering dapat menimbulkan berbagai macam gangguan yang kadang sulit dilacak atau bahkan dapat membuat bagian-bagian tertentu tidak kerja sama sekali, terutama jika digunakan pada sirkit yang bekerja pada frekwensi tinggi seperti SMPS (Switch Mode Power Suply) dan bagian Horisontal. Elco kering terkadang membuat teknisi pusing kepala dan memakan banyak waktu saat melacak kerusakan.




Banyak teknisi menyiasati masalah ini dengan cara langsung mengganti semua elco yang ada, dengan tanpa mempedulikan apakah elco - elco tersebut rusak atau tidak. Hal ini umumnya memang cukup berhasil. Tetapi terkadang elco pengganti kualitasnya tidak bagus, sehingga pesawat rusak ulang setelah dipakai beberapa waktu. Mengganti semua elco juga merupakan suatu masalah sendiri jika sirkit yang diperbaiki banyak menggunakan elco. Penggunaan ESR meter ternyata merupakan pilihan yang paling tepat untuk mengatasi problem-problem diatas. Kami sarankan ESR meter merupakan tool yang wajib dimiliki oleh setiap teknisi setelah avo-meter.

Keuntungan menggunakan ESR meter :

1. ESR meter dapat Melacak elco rusak dengan waktu lebih cepat karena tidak perlu melepas elco (in-circuit tester) satu persatu.
2. Hanya elco rusak yang diganti
3. ESR meter dapat digunakan untuk memeriksa kualitas elco baru maupun bekas. Kadang perangkat elektronik rusak lagi setelah service hanya disebabkan karena elco baru yang dipasang ternyata kualitasnya jelek.
4. Elco yang jika di cek menggunakan ohm-meter kadang hasilnya menipu. Karena kalau dicek dengan ESR meter ternyata ESR-nya sudah menjadi besar(elco rusak).
5. ESR meter dapat dipakai untuk memeriksa flyback yang short pada gulungan bagian primer (antara pin-B+ dengan pin-Kolektor), def yoke yang short, bagian primer tranfo power yang short.
6. ESR meter dapat untuk mengetahui apakah re-chargeable bateri masih baik. Re-chargeable bateri yang sudah rusak umumnya ESR-nya lebih besar jika dibanding yang masih baik.
7. ESR meter dapat untuk melacak jalur printed yang bocor/short
8. Dengan membandingkan pada kapasitor yang masih baik, ESR-meter dapat dipakai untuk memeriksa kapasitor dengan nilai ribuan pf.

Catatan :
1. ESR meter tidak dapat untuk mengetahui elco bocor atau short. Untungnya jarang sekali terjadi kerusakan elco short.
2. ESR meter hanya cocok untuk memeriksa elco dengan nilai mulai 0.47uF ke atas.

Apakah sebenarnya ESR itu?

Umumnya parameter yang dimiliki sebuah elco yang dipahami oleh teknisi adalah “tegangan kerja maksimum” dan “nilai kapasitansi”. Pada hal sebenarnya masih ada beberapa parameter lain misalnya adalah "temperature kerja maksimum" (85 atau 105 derajat C) dan "ESR" (Equivalent Series Resistance).

Kecuali bersifat kapasitif, dalam prakteknya elco juga mempunyai karakteristik “resistif” yang disebabkan karena kombinasi resistansi kaki-kakinya, sambungan internal, plat dan elektrolit. Karakteristik resistif inilah yang membentuk ESR, karena kalau digambarkan maka seakan-akan seperti dipasang seri dengan kapasitansi elco tersebut.

* Idealnya ESR sebuah elco adalah nol, tetapi dalam praktek hal ini tidak mungkin.
* Elco tegangan tinggi cenderung mempunyai ESR yang lebih besar dibanding elco tegangan rendah
* Elco dengan nilai kapasitan kecil cenderung mempunyai ESR lebih besar dibanding elco nilai besar.
* Elco 105 derajad (C) cenderung mempunyai ESR lebih besar dibanding elco 85 derajad (C).

Jadi pemahaman gampangnya : 

semakin kecil ESR (hambatan / resistansi)sebuah elco, semakin baik kondisi elco tersebut.
kebalikannya :
semakin besar ESR (hambatan / resistansi)sebuah elco, semakin buruk kondisi elco tersebut.